Cara Mengatasi Kebutaan – Hampir 2,2 miliar penduduk dunia menghadapi tantangan gangguan penglihatan, dan sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan penanganan yang memadai. Keterbatasan akses ke layanan perawatan mata sederhana menyebabkan setengah dari kondisi tersebut tidak teratasi atau dicegah.
Penyebab utama dari kebutaan pada usia di atas 50 tahun adalah Neovascular Age-Related Macular Degeneration (nAMD) dan Diabetic Macular Edema (DME). Kondisi ini tidak hanya membatasi kemampuan kerja dan interaksi sosial, tetapi juga dapat menimbulkan dampak psikologis seperti depresi dan kecemasan.
Di Indonesia, sekitar 8 juta orang berusia di atas 50 tahun mengalami gangguan penglihatan, termasuk sekitar 700 ribu pasien yang terkena dampak nAMD dan DME.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, menjelaskan bahwa kelainan refraksi dan katarak merupakan penyebab utama gangguan penglihatan, sementara faktor degeneratif dan penyakit kronis meningkatkan risiko penyakit mata lainnya.
Apa itu nAMD dan DME?
nAMD, atau wet AMD, adalah kondisi yang memengaruhi makula, bagian mata yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral. Jika tidak diobati, nAMD dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara cepat dan parah, terutama pada mereka yang berusia di atas lima puluh tahun.
“Dulu, penyakit ini umumnya dialami oleh orang-orang di negara maju, tetapi seiring dengan kemajuan Indonesia, nAMD menjadi kendala serius bagi penduduk kita saat ini,” ujar Dr. dr. Elvioza, SpM(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan Vitreoretina dan Direktur Layanan Vitreoretina di JEC Eye Hospitals & Clinics.
DME, di sisi lain, adalah kondisi mata yang mempengaruhi penderita diabetes. DME disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan, mengaburkan penglihatan, dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati.
Baca Juga:
- Gaya Hidup Sehat Berawal Dari Lingkungan Rumah
- Terlalu Banyak Duduk Menjadi Salah Satu Penyebab Saraf Kejepit
Inovasi Pengobatan yang Mengancam Kedua Penyebab Utama
Sebuah terobosan dalam pengobatan gangguan penglihatan datang dalam bentuk injeksi mata faricimab dari Roche. Faricimab menargetkan VEGF-A dan Ang-2, dua penyebab utama ketidakstabilan pembuluh darah yang terkait dengan kondisi retina yang mengancam penglihatan.
Dr. dr. Elvioza, SpM(K), menjelaskan bahwa menggabungkan dua inhibitor dalam satu suntikan membuka jalan baru dalam pengobatan penyakit mata. Selain manfaat klinis, faricimab juga menawarkan daya tahan yang lebih lama, mengurangi frekuensi suntikan bagi pasien.
Dengan dirancang untuk menghambat jalur yang melibatkan Ang-2 dan VEGF-A, faricimab menjanjikan stabilitas pembuluh darah yang dapat mengurangi kebocoran dan peradangan. Terobosan ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan suntikan setiap 4 bulan, mengurangi beban perawatan yang harus mereka terima.
Pengembangan lebih lanjut terus dilakukan untuk memastikan bahwa penghambatan kedua jalur ini memberikan manfaat optimal dalam menstabilkan pembuluh darah dan mengurangi risiko kehilangan penglihatan.