Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada otak dan selaput otak yang dapat memengaruhi siapa pun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Penyebabnya dapat beragam, tergantung pada usia seseorang yang terkena, dengan bakteri menjadi penyebab utama pada anak-anak. Di Indonesia, infeksi kuman TB merupakan penyebab paling umum meningitis.
Dr. Kartika Maharani menjelaskan bahwa gejala awal meningitis biasanya melibatkan sakit kepala yang berlangsung lama, disertai demam. Jika kondisi ini tidak kunjung membaik setelah mengonsumsi obat biasa, tanpa adanya gejala seperti diare, batuk, atau pilek, maka perlu dicurigai sebagai kasus meningitis.
“Seseorang dengan gejala awal sakit kepala berkepanjangan kemudian demam, biasanya baru dibawa ke rumah sakit saat mengalami gejala ketiga, yaitu kehilangan kesadaran. Pada tahap ini, kondisinya sudah sangat serius,” jelas dr. Kartika.
Orang-orang yang rentan terkena meningitis, menurut dr. Kartika, termasuk anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV atau pasien kanker. Saat ini, pengobatan untuk meningitis bertujuan mengatasi kuman yang menyebabkan infeksi, tetapi tidak dapat memulihkan kerusakan otak yang telah terjadi.
Baca Juga:
- Menurunkan Badan dengan Aman dan Bebas Masalah Asam Lambung
- Upaya Masyarakat dalam Penanggulangan DBD
Dr. Kartika mengingatkan pentingnya tidak mengabaikan gejala seperti sakit kepala berkepanjangan yang disertai demam. “Setelah kondisinya sangat berat, sangat sulit untuk memulihkan kerusakan otak yang telah terjadi. Seringkali, masih ada kesulitan berbicara, kelemahan pada tangan dan kaki, bahkan kejang. Sembuh mungkin saja, tetapi gejala sisa masih bisa terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis ketika gejala muncul,” pesan dr. Kartika.
Meningitis adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan secepat mungkin. Kesadaran akan gejala-gejala awal dan perhatian terhadap kesehatan adalah langkah penting dalam mencegah dampak yang lebih parah.