Meningkatnya Kasus Cacar Monyet di Indonesia: Apakah Ini Ancam Kesehatan Publik?

MaduHambaPerkasa – Jakarta, 4 November 2023 – Meningkatnya kasus cacar monyet di Indonesia telah menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Namun, seberapa berbahaya penyakit ini dan apakah bisa berujung pada kematian?

Pakar Mikrobiologi Klinik dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Amin Soebandrio, Ph.D., Sp.MK(K), mengungkapkan bahwa risiko kematian akibat cacar monyet, juga dikenal sebagai monkeypox, cenderung rendah. Hingga saat ini, Indonesia telah mencatat 29 kasus konfirmasi monkeypox.

Prof. Amin, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman, menjelaskan bahwa monkeypox cenderung sembuh dengan sendirinya jika tidak menimbulkan komplikasi. “Selama tidak ada komplikasi, risiko kematian cenderung rendah,” ungkapnya dalam wawancara dengan suara.com di Tangerang, Banten.

Ilustrasi Seseorang Terkena Cacar Monyet (unsplash/new foundation)
Ilustrasi Seseorang Terkena Cacar Monyet (unsplash/new foundation)

Komplikasi yang paling ditakuti adalah ketika virus monkeypox menginfeksi organ vital seperti paru-paru, jantung, atau organ lainnya. Namun, jika komplikasi dapat dihindari, maka sistem kekebalan tubuh harus tetap kuat. “Yang perlu dijaga adalah mencegah infeksi sekunder yang dapat memengaruhi organ lain. Ini tergantung pada daya tahan tubuh akibat infeksi virus seperti monkeypox yang dapat menyebabkan penurunan imunitas,” jelas Prof. Amin, yang memiliki 28 keahlian dalam berbagai bidang riset, termasuk genetik, sel, mikrobiologi, dan imunologi.

Cacar monyet, atau monkeypox, adalah penyakit virus zoonosis, artinya virus ini ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Monkeypox disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Biasanya, penyakit ini endemis di sebagian besar wilayah Afrika Tengah dan Afrika Barat.

Untuk membedakan cacar monyet dari cacar air yang masih menjangkiti beberapa individu saat ini, perhatian dapat diberikan pada bentuk lesi yang bernanah. “Perbedaan gejala antara cacar monyet dan cacar biasa dapat dilihat dari pembesaran kelenjar getah bening. Ini umumnya terjadi di ketiak dan selangkangan, sementara pada cacar biasa, gejala ini tidak ada,” jelasnya.

Namun, perlu diingat bahwa pembesaran kelenjar getah bening ini tidak selalu terlihat dalam satu hari. Biasanya, gejala ini baru menjadi nyata setelah beberapa hari infeksi. Oleh karena itu, cacar monyet memiliki periode infeksi yang cukup panjang, berkisar antara 2 hingga 4 minggu, sebelum bisa sembuh dengan sendirinya.

Baca Juga:

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI telah mengkonfirmasi adanya 29 kasus positif monkeypox di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Bandung, dan Banten. Selain itu, terdapat 10 kasus yang masih menjadi suspek atau dalam penyelidikan.

Jumlah kasus ini mengalami peningkatan dari sebelumnya, di mana data pada 30 Oktober melaporkan 24 kasus positif. Saat ini, sudah terjadi penambahan 5 kasus sehingga totalnya menjadi 29 kasus yang terkonfirmasi positif.

Namun, Kementerian Kesehatan RI belum mengklasifikasikan ini sebagai kejadian luar biasa (KLB), meskipun jumlah kasus yang terus meningkat menjadi perhatian serius dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Kementerian Kesehatan terus bekerja sama dengan para ahli untuk mengatasi penyebaran penyakit ini dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.

Leave a Reply

error: Content is protected !!