Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus menjadi penyebar utama virus dengue. Untuk mencegah penularan penyakit ini di dalam rumah, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan cere, ikan guppy, nila merah, ikan mas, dan ikan sapu-sapu.
- Menggunakan obat anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
- Hindari menggantung pakaian dalam kamar.
- Menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air. Larvasida adalah jenis insektisida khusus yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk.
Tidak dapat diabaikan bahwa kasus DBD meningkat secara dramatis, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dalam setahun, jumlah kasus DBD di dunia mencapai 58 hingga 105 juta kasus, sedangkan pada tahun 1990, hanya terdapat 800 ribu kasus per tahun.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan beban DBD terbesar, dengan perkiraan sekitar 7,8 juta kasus DBD. Masalah keuangan terkait DBD sebagian besar ditanggung oleh rumah tangga, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan kontribusi dari keluarga.
Baca Juga:
Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengingatkan akan pentingnya memperbaiki sistem pelaporan kasus DBD, mengingat Indonesia merupakan negara yang endemis terhadap penyakit ini. Jika langkah-langkah ini tidak diambil, Indonesia berisiko mengalami kerugian ekonomi yang signifikan, karena jumlah kasus DBD akan terus meningkat.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, produsen vaksin DBD untuk anak usia 6 hingga 45 tahun, juga menggarisbawahi pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian DBD yang komprehensif. Upaya kolaboratif seperti Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR) dan kampanye rakyat #Ayo3mplusVaksinDBD menjadi kunci dalam menyelamatkan nyawa anak-anak yang menjadi mayoritas korban DBD.